Dari Kebun ke Dapur Dunia: Strategi Marketing Digital untuk Nanas Madu Subang
Kekayaan agrikultur Indonesia kembali menjadi sorotan melalui komoditas unggulan yang tak hanya manis di lidah, tetapi juga menjanjikan di pasar global: Nanas Madu Subang. Nanas varietas Smooth Cayenne yang dibudidayakan di daerah Subang, Jawa Barat, ini dikenal dengan tingkat kemanisannya yang tinggi dan minim serat, menjadikannya favorit konsumen domestik dan memiliki potensi ekspor besar. Namun, untuk bertransformasi dari produk lokal menjadi komoditas dunia, produsen Nanas Madu Subang harus meninggalkan strategi pemasaran konvensional dan beralih sepenuhnya ke marketing digital yang terstruktur.
Strategi marketing digital menjadi kunci utama dalam memangkas rantai pasok yang panjang dan mahal. Petani atau koperasi produsen kini dapat membangun merek mereka sendiri dan berhubungan langsung dengan pembeli di tingkat ritel, baik di dalam maupun luar negeri. Pendekatan ini berfokus pada branding kualitas dan keunikan geografis. Misalnya, Kelompok Tani Harapan Jaya di Desa Cibogo, Subang, bekerja sama dengan endorser digital untuk memasarkan Nanas Madu Subang melalui e-commerce dan media sosial. Mereka memastikan setiap konten menyoroti proses budidaya yang berkelanjutan dan rasa manis alami yang membedakannya dari nanas jenis lain.
Personalisasi Konten dan Target Ekspor
Langkah strategis pertama dalam digital marketing adalah personalisasi konten. Produsen tidak hanya menjual buah, tetapi menjual cerita (storytelling). Mereka harus fokus pada Visual Marketing yang menarik, seperti video-video singkat yang menampilkan panen di kebun yang asri, proses pemetikan yang higienis, dan pengemasan yang memenuhi standar keamanan pangan. Pada September 2025, sebuah platform e-commerce pertanian mencatat bahwa produk Nanas Madu Subang yang dilengkapi dengan video kebun memperoleh engagement rate 40% lebih tinggi dibandingkan produk yang hanya menggunakan foto.
Untuk pasar ekspor, strategi digital harus lebih terarah. Target utama saat ini adalah pasar Singapura dan Timur Tengah. Pemasaran diarahkan melalui iklan berbayar (paid ads) di platform profesional seperti LinkedIn atau Google Ads yang menargetkan importir dan distributor makanan. Konten yang disajikan berfokus pada spesifikasi teknis: sertifikasi Global GAP, masa simpan, dan ukuran yang konsisten. Keberhasilan ini terbukti melalui ekspor perdana koperasi Tani Makmur Subang ke Dubai pada Senin, 14 April 2025, yang seluruh transaksinya diawali dari komunikasi melalui platform bisnis digital.
Edukasi Konsumen dan Reputation Management
Aspek lain yang penting dalam marketing digital adalah edukasi konsumen dan manajemen reputasi. Konsumen harus diedukasi mengenai manfaat kesehatan dari nanas, termasuk kandungan vitamin C dan enzim bromelain yang tinggi. Selain itu, review dan rating konsumen di marketplace menjadi aset digital yang paling berharga. Produsen harus responsif terhadap keluhan, memastikan setiap ulasan negatif ditangani dengan cepat dan profesional.
Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Subang bahkan telah meluncurkan program pelatihan digital gratis bagi 30 kelompok tani pada Jumat, 25 Juli 2025, untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam fotografi produk, manajemen media sosial, dan negosiasi online. Dengan menguasai strategi marketing digital, Nanas Madu Subang tidak hanya akan dikenal di dalam negeri, tetapi juga memiliki fondasi yang kuat untuk terus bertumbuh dan memenuhi permintaan dapur-dapur di seluruh dunia.
