Amir Hamzah, yang lahir pada 17 Februari 1911 di Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara, adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah sastra Indonesia dan perjuangan kemerdekaan. Dikenal sebagai “Raja Penyair Pujangga Baru,” karya-karyanya yang indah dan mendalam mewarnai perkembangan bahasa dan sastra modern Indonesia. Namun, di balik keindahan puisinya, tersembunyi kisah perjuangan dan akhir hidup yang tragis.
Jejak Pendidikan dan Karya Sastra yang Memukau:
Amir Hamzah menempuh pendidikan di berbagai sekolah, termasuk sekolah Belanda (ELS dan MULO) di Medan dan Batavia (Jakarta). Kecintaannya pada ilmu pengetahuan dan sastra membawanya aktif dalam organisasi Jong Sumatranen Bond. Pada periode 1930-an, ia menjadi salah satu motor penggerak kelompok sastrawan Pujangga Baru bersama Sutan Takdir Alisjahbana.
Karya-karya Amir Hamzah, seperti kumpulan puisi “Nyanyi Sunyi” (1937) dan “Buah Rindu” (1941), serta terjemahan karya sastra asing, diakui memiliki nilai estetika dan kedalaman makna yang luar biasa. Ia berhasil memadukan unsur-unsur Melayu klasik dengan modern, menciptakan gaya bahasa yang khas dan memukau.
Perjuangan Kemerdekaan dan Akhir Hidup yang Tragis:
Semangat nasionalisme Amir Hamzah tidak hanya tertuang dalam karya sastra. Ia aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Amir Hamzah menjabat sebagai Residen Langkat.
Namun, masa baktinya yang singkat diwarnai oleh konflik sosial dan politik yang bergejolak pasca kemerdekaan. Tragedi menimpanya pada 7 Maret 1946, di mana ia menjadi salah satu korban pembunuhan massal yang terjadi di Kuala Begumit, Langkat. Amir Hamzah ditangkap dan dieksekusi oleh kelompok yang beroposisi dengan pemerintah Republik Indonesia saat itu.
Pengakuan dan Warisan Abadi:
Meskipun akhir hidupnya tragis, jasa dan perjuangan Amir Hamzah bagi bangsa dan negara tidak pernah dilupakan. Pada tanggal 3 November 1975, pemerintah Indonesia menganugerahinya gelar Pahlawan Nasional atas dedikasi dan pengorbanannya.
Karya-karya sastranya terus dipelajari dan diapresiasi hingga kini, menginspirasi generasi muda untuk mencintai bahasa dan sastra Indonesia. Amir Hamzah bukan hanya seorang penyair ulung, tetapi juga seorang pejuang kemerdekaan yang gagah berani, menjadikannya salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia.