Hari: 22 April 2025

Sapi Jumbo dari Pleret, Bantul Jadi Kurban Presiden Jokowi, Bobot Nyaris 1 Ton!

Sapi Jumbo dari Pleret, Bantul Jadi Kurban Presiden Jokowi, Bobot Nyaris 1 Ton!

Presiden Joko Widodo kembali memilih sapi dari peternak lokal di Yogyakarta untuk dikurbankan pada Hari Raya Idul Adha tahun ini. Sapi berjenis simmental dengan bobot nyaris 1 ton, tepatnya 962 kilogram, dipilih langsung dari peternakan di Pleret, Bantul, dan menjadi perhatian karena ukurannya yang jumbo.

Sapi berwarna cokelat dengan postur gagah ini dibeli dari peternak bernama H. Tugiyono di Dusun Kalangan, Kalurahan Wonokromo, Kapanewon Pleret, Bantul. Tim khusus dari Istana Kepresidenan melakukan survei dan memilih sapi ini karena memenuhi kriteria bobot dan kesehatan yang ditetapkan.

H. Tugiyono mengungkapkan kebanggaannya karena sapi peliharaannya dipilih untuk menjadi hewan kurban Presiden. Ia menjelaskan bahwa sapi tersebut dirawat dengan baik dan diberi pakan berkualitas, termasuk rumput odot, konsentrat, dan ampas tahu, untuk memastikan kesehatannya. Pemilihan sapi ini menjadi motivasi bagi peternak lokal di Bantul untuk terus meningkatkan kualitas ternak mereka.

Sapi jumbo ini kemudian diserahkan kepada panitia kurban di Masjid Agung Gede Kauman Yogyakarta. Daging sapi tersebut akan dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan di sekitar wilayah Yogyakarta. Tradisi berkurban yang dilakukan Presiden Jokowi setiap tahunnya menunjukkan komitmennya dalam berbagi dan mendekatkan diri dengan masyarakat.

Pemilihan sapi dari peternak lokal di Pleret, Bantul, juga memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah dan menjadi bentuk apresiasi terhadap potensi peternakan di wilayah tersebut. Kisah sapi jumbo dari Pleret ini menjadi simbol kepedulian dan kebersamaan dalam merayakan Idul Adha.

Selain bobotnya yang fantastis, sapi kurban Presiden ini juga dipastikan dalam kondisi sehat dan layak untuk dikurbankan. Proses penyembelihan dan pembagian daging kurban dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan dan sesuai dengan syariat Islam. Diharapkan, daging kurban ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat yang menerima dan menambah keberkahan dalam perayaan Idul Adha tahun ini.

Kisah ini juga menjadi contoh bagaimana dukungan terhadap peternak lokal dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Semoga artikel ini dapat memberikan informasi dan manfaat untuk para pembaca, terimakasih !

Keceriaan dalam Lingkaran: Mengenal Lagu Daerah Jamuran

Keceriaan dalam Lingkaran: Mengenal Lagu Daerah Jamuran

Tanah Jawa memiliki beragam lagu daerah yang seringkali mengiringi permainan anak-anak dan menggambarkan kehidupan sosial yang sederhana. Salah satunya adalah “Jamuran“, sebuah lagu daerah yang populer dan biasanya dinyanyikan sambil bermain membentuk lingkaran seperti tumbuhnya jamur. Melalui lirik yang sederhana dan melodi yang riang, “Jamuran” menciptakan suasana kebersamaan dan kegembiraan. Mari kita telaah lebih lanjut tentang lagu daerahJamuran“, lirik, cara bermain yang menyertainya, dan popularitasnya.

Asal Usul dan Suasana Riang Lagu Jamuran

Asal usul pasti lagu daerahJamuran” diperkirakan berasal dari Jawa Tengah. Lagu ini telah lama menjadi bagian dari tradisi bermain anak-anak di pedesaan Jawa. Iramanya yang ceria dan mudah diikuti membuat anak-anak senang menyanyikannya sambil bergerak dan bermain bersama. Nama “Jamuran” sendiri mengacu pada permainan di mana anak-anak berpegangan tangan membentuk lingkaran seperti tumbuhnya jamur di tanah.

Menyanyi Sambil Bermain: Lirik Sederhana Jamuran

Lirik lagu daerahJamuran” sangat sederhana dan berulang, sesuai dengan fungsinya sebagai pengiring permainan anak-anak. Berikut adalah lirik yang paling umum dikenal:

Jamuran ya gegethok (Jamuran ya berbenturan) Jamur apa ya enak? (Jamur apa ya enak?) Jamur gajih mblendhung kaya pathak (Jamur gajih besar seperti tempurung)

Pengulangan lirik ini dengan penambahan nama-nama jamur yang berbeda di setiap baitnya menciptakan variasi dan keseruan dalam permainan. Nama-nama jamur yang disebutkan biasanya adalah jenis-jenis jamur yang dikenal oleh anak-anak di lingkungan mereka.

Permainan Tradisional Jamuran yang Mengasyikkan

Permainan “Jamuran” biasanya dimainkan oleh beberapa anak yang saling berpegangan tangan membentuk lingkaran. Sambil menyanyikan lagu daerahJamuran“, mereka bergerak berputar. Pada saat lirik “Jamur apa ya enak?”, salah satu anak akan menyebutkan nama jamur. Anak-anak kemudian akan menirukan bentuk jamur tersebut dengan gerakan tubuh mereka. Misalnya, jika disebutkan “Jamur payung” (jamur payung), mereka akan mengangkat tangan ke atas seperti payung. Permainan ini terus berlanjut dengan penyebutan nama-nama jamur lainnya.

Informasi Tambahan:

Menurut pengamatan di sebuah acara bermain anak-anak di Desa Wisata Candirejo, Magelang pada hari Rabu, 23 April 2025, lagu daerahJamuran” masih sering dinyanyikan dan dimainkan oleh anak-anak. Ibu Siti Aminah, seorang pengelola desa wisata, menyatakan bahwa permainan “Jamuran” tidak hanya menyenangkan tetapi juga mengajarkan anak-anak tentang kebersamaan dan mengenalkan mereka pada nama-nama jamur yang ada di lingkungan sekitar.

Mengakar Kuat! Mengenal Arti Utama Budaya di Indonesia yang Kaya

Mengakar Kuat! Mengenal Arti Utama Budaya di Indonesia yang Kaya

Indonesia, sebuah negara kepulauan yang membentang dari Sabang hingga Merauke, adalah permadani budaya yang tak tertandingi. Lebih dari sekadar tradisi dan kesenian, budaya di Indonesia memiliki arti utama yang mendalam dan membentuk identitas bangsa. Memahami arti utama budaya ini adalah kunci untuk mengapresiasi kekayaan dan keunikan Indonesia.

Salah satu arti utama budaya di Indonesia adalah sebagai perekat sosial. Keberagaman suku, bahasa, dan adat istiadat yang ada justru disatukan oleh nilai-nilai budaya yang luhur. Gotong royong, musyawarah, dan saling menghormati adalah contoh nilai budaya yang menjadi landasan interaksi sosial dan menjaga kerukunan antar masyarakat. Budaya mengajarkan tentang kebersamaan dan pentingnya hidup berdampingan dalam perbedaan.

Budaya juga merupakan identitas bangsa yang unik. Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas budayanya masing-masing, mulai dari pakaian adat, rumah tradisional, hingga upacara ritual. Keunikan ini menjadi pembeda Indonesia dengan negara lain di dunia. Melalui budaya, kita dapat melihat sejarah, nilai-nilai, dan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya adalah cerminan jiwa bangsa yang kaya dan beragam.

Lebih dari itu, budaya di Indonesia juga memiliki arti penting dalam pembangunan karakter. Nilai-nilai moral dan etika yang terkandung dalam ajaran agama dan adat istiadat menjadi pedoman dalam berperilaku dan berinteraksi. Budaya mengajarkan tentang sopan santun, tanggung jawab, dan nilai-nilai luhur lainnya yang membentuk kepribadian bangsa yang beradab.

Selain itu, budaya juga memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi kreatif. Berbagai produk budaya, seperti kerajinan tangan, seni pertunjukan, dan kuliner tradisional, memiliki daya tarik yang kuat bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Pemanfaatan budaya secara berkelanjutan dapat menjadi sumber pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dengan demikian, arti utama budaya di Indonesia jauh melampaui sekadar warisan masa lalu. Budaya adalah perekat sosial, identitas bangsa, pembentuk karakter, dan potensi ekonomi. Memahami dan melestarikan kekayaan budaya Indonesia adalah tanggung jawab kita bersama agar nilai-nilai luhur ini terus hidup dan menjadi kebanggaan generasi mendatang.